Alhamdulillah.. Alhamdulillah.. Alhamdulillah...Bersyukur atas segala kondisi kita saat ini...Alhamdulillah,, saat ini diberi kenikmatan untuk membaca tulisan ini,, yang semoga membawa kemanfaatan,, di luar sana banyak orang yang sedang berada dalam kondisi yang mungkin tidak nyaman, kritis, atau mungkin berbahaya..
Namun alhamdulillah,,, teman-teman bisa menatap layar laptop/hp dan bisa membaca tulisan ini. Dan mungkin ada yang sambil ngeteh sama makan pisang goreng..:) alhamdulillah...:)
Alhamdulillah.... Tulisan ini adalah catatan kajian wisata hati @masjid KAI purwokerto siang ini oleh ustadz Riyadh Ahmad dari Purworejo.
Dimulai dengan sebuah cerita..
Ada seorang bapak, sebutlah Pak Joko.
Pada suatu hari si Bapak yang sedang bekerja di Kantor mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka. Rezeki yang di luar kebiasaan. Pak Joko pun berniat membelikan sepatu untuk anak-anaknya keesokan harinya karena kebetulan besok adalah hari libur.
Di tengah perjalanan pulang alhamdulillah turun hujan,, Pak Joko yang baru dapet rezeki itu pun bergumam dalam hati “wah, hujan-hujan gini kalau makan yang hangat-hangat anak-anak pasti seneng.” Dan akhirnya Pak Joko pun mencari oleh-oleh terlebih dahulu untuk menyenangkan orang rumah. Dan yang ditemui Pak Joko adalah penjual gorengan. Alhasil oleh-oleh untuk anak-anak adalah gorengan.
Sesampai di rumah,, awalnya anak-anak begitu girang. Anak pak Joko ada tiga orang, sebutlah A, B, dan C. Ketika membuka oleh-oleh dari bapak, si A bilang “yaah,, gorengan....”. Si B yang sedang beranjak menuju kakaknya, si A berkata “o.. Cuma gorengan?” dan Si C yang belum beranjak dari tempatnya pun sama sekali tak ingin beranjak dari tempatnya.
Alhasil,, Pak Joko pun Sedih,, dan manusiawi jika Pak Joko mengurungkan niatnya untuk membelikan sepatu keesokan harinya.
Jadi apa yang bisa kita ambil dari cerita tadi?
Kenapa si Anak tidak jadi mendapatkan sepatu? “Karena apa yang ada tidak disyukuri terlebih dulu”
Sesuai dengan firman Allah dalam QS.Ibrahim: 7 yang artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Kita sering berdoa, kita sering meminta, yang satu biar jadi 2, yang dua biar jadi 3, tapi kita kadang masih kurang bersyukur terhadap apa yang telah kita peroleh dan bahkan mencela apa yang diberikan Allah. Misalnya,, kita punya anak yang mungkin nakal,, Dalam doa-doa kita, kita meminta agar anak kita menjadi anak yang penurut, sholeh, dsb,, tapi kita masih saja suka memarahi anak kita, dan bahkan mencelanya misal: “Ya Allah,, punya anak ko nakalnya ngga ketulungan,, dsb...”
Bersyukurlah... kita masih punya anak,,, disaat banyak pasangan suami istri yang telah lama menanti kehadiran buah hati...
Bersyukurlah... anak kita sehat sehat saja...
Bersyukurlah...
Kalau kita tidak mau bersyukur, jangankan yang satu ditambah jadi dua, bahkan yang satu itu bisa jadi dicabut oleh Allah.
Syukur
Syukur itu Tidak hanya lisan yang berucap alhamdulillah namun juga menggunakan pemberian sesuai kehendak sang pemberi.
Misalnya, ada seorang suami yang memberikan hadiah kerudung kepada istrinya. Si istri pun berterimakasih kepada sang suami, namun beberapa hari kemudian kerudung itu digunakan untuk taplak meja. Lalu apakah si istri telah bersyukur?
Jadi syukur itu meliputi tiga hal, yaitu lisan, hati, dan fisik (tingkah laku).
Lisan mengucap alhamdulillah,,, hati mensyukuri atas apa yang didapat, dan fisik kita menggunakan apa yang kita dapatkan sesuai dengan kehendak pemberinya.
Rizki itu soal memutar harta dan sibuk luar biasa atau soal menikmati?
Ada dua orang sedang umrah,, mereka berdua sedang berbicang bincang tentang kemegahan bangunan yang ada di sana.
Si A bertanya kepada Si B. Kamu liat bangunan itu? Bagus ngga?
B: “Bagus”
A: “mewah ngga?”
B: “Mewah”
A: “kamu tahu siapa yang buat”
B: “orang-orang barat”
B: “lalu siapa yang menikmati? KITA,, orang muslim,, tinggal menikmatinya,, dan khusyu’ beribadah,, tak perlu susah susah membangunnya..
Jadi rizki itu bukan soal memutar dan sibuk luar biasa mencari harta, tapi soal menikmati..
Jadi jangan iri dengan orang yang sibuk luar biasa mencari uang dan sepertinya terlihat sangan enak dengan fasilitas yang dimilikinya... bersyukurlah,, ketika kita tak perlu repot mencari waktu untuk bisa datang ke sebuah majelis ilmu, atau kita bisa shalat dengan khusyuk tanpa harus memikirkan pekerjaan x, y dan z yang belum terselesaikan.
Lalu, Apa yang harus kita syukuri?
Ada seorang bapak yang bertanya kepada seorang ustadz. “tad, saya itu tad,, pengeeeen banget berangkat ke tanah suci,, saya pengen berdoa disana,, berdoa biar anak saya jadi anak yang sholeh,, jangan kaya saya”
Lalu apa jawaban ustadz? “bersyukurlah dengan kamu belum bisa ke tanah suci itu..”
“lho ko gitu tad?”tanya bapaknya penasaran..
“bersyukurlah,, dengan keinginan bapak yang begitu kuat untuk pergi ke tanah suci, karena banyak orang yang telah mampu,, banyak harta,, namun tidak memiliki keinginan itu..”
Dan alhamdulillah,, bapak tersebut kini telah pergi ke tanah suci,,
Cerita diatas merupakan kisah nyata..
Ingat janji Allah di awal tadi? “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,,
Kita punya utang pun harus tetap disyukuri. Lho? Iya,,,utang itu juga rezeki,, masalah lunas itu soal waktu... karena dengan hutang itu biasanya orang jadi lebih dekat kepada Allah. Dengan utang kita juga jadi ngga sombong,, mau sombong gimana lha wong punya utang.. :)
Atau mungkin ada saudara atau keluarga kita yang mungkin kadang membuat kesal, itu juga harus disyukuri... dengan itu kita jadi senantiasa berusaha untuk terus bersabar..
Jadi,, apapun kondisi kita sekarang,, syukuri,, insyaAllah akan ditambah nikmatnya...
Dalam setiap doa-doa kita,, awalilah dengan syukur kepada Allah atas setiap nikmat yang Dia berikan. Nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam, nikmat kebersamaan dengan keluarga, dan begitu banyak nikmat-nikmat yang lain yang kadang kita lupa untuk mensyukurinya namun kita terus menuntut agar doa-doa kita dikabulkan.
InsyaAllah,, dengan kita banyak bersyukur, hidup akan indah, dan insyaAllah nikmat akan terus ditambah..
Syukur dulu, syukur lagi,, syukur terus..:)
Wallohu a’lam bis showab,, jika tulisan ini bermanfaat, silakan dibagikan kepada yang lain.
Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.
(Shahih Muslim 2674-16)
Alhamdulillah.... Tulisan ini adalah catatan kajian wisata hati @masjid KAI purwokerto siang ini oleh ustadz Riyadh Ahmad dari Purworejo.
Dimulai dengan sebuah cerita..
Ada seorang bapak, sebutlah Pak Joko.
Pada suatu hari si Bapak yang sedang bekerja di Kantor mendapat rezeki yang tidak disangka-sangka. Rezeki yang di luar kebiasaan. Pak Joko pun berniat membelikan sepatu untuk anak-anaknya keesokan harinya karena kebetulan besok adalah hari libur.
Di tengah perjalanan pulang alhamdulillah turun hujan,, Pak Joko yang baru dapet rezeki itu pun bergumam dalam hati “wah, hujan-hujan gini kalau makan yang hangat-hangat anak-anak pasti seneng.” Dan akhirnya Pak Joko pun mencari oleh-oleh terlebih dahulu untuk menyenangkan orang rumah. Dan yang ditemui Pak Joko adalah penjual gorengan. Alhasil oleh-oleh untuk anak-anak adalah gorengan.
Sesampai di rumah,, awalnya anak-anak begitu girang. Anak pak Joko ada tiga orang, sebutlah A, B, dan C. Ketika membuka oleh-oleh dari bapak, si A bilang “yaah,, gorengan....”. Si B yang sedang beranjak menuju kakaknya, si A berkata “o.. Cuma gorengan?” dan Si C yang belum beranjak dari tempatnya pun sama sekali tak ingin beranjak dari tempatnya.
Alhasil,, Pak Joko pun Sedih,, dan manusiawi jika Pak Joko mengurungkan niatnya untuk membelikan sepatu keesokan harinya.
Jadi apa yang bisa kita ambil dari cerita tadi?
Kenapa si Anak tidak jadi mendapatkan sepatu? “Karena apa yang ada tidak disyukuri terlebih dulu”
Sesuai dengan firman Allah dalam QS.Ibrahim: 7 yang artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Kita sering berdoa, kita sering meminta, yang satu biar jadi 2, yang dua biar jadi 3, tapi kita kadang masih kurang bersyukur terhadap apa yang telah kita peroleh dan bahkan mencela apa yang diberikan Allah. Misalnya,, kita punya anak yang mungkin nakal,, Dalam doa-doa kita, kita meminta agar anak kita menjadi anak yang penurut, sholeh, dsb,, tapi kita masih saja suka memarahi anak kita, dan bahkan mencelanya misal: “Ya Allah,, punya anak ko nakalnya ngga ketulungan,, dsb...”
Bersyukurlah... kita masih punya anak,,, disaat banyak pasangan suami istri yang telah lama menanti kehadiran buah hati...
Bersyukurlah... anak kita sehat sehat saja...
Bersyukurlah...
Kalau kita tidak mau bersyukur, jangankan yang satu ditambah jadi dua, bahkan yang satu itu bisa jadi dicabut oleh Allah.
Syukur
Syukur itu Tidak hanya lisan yang berucap alhamdulillah namun juga menggunakan pemberian sesuai kehendak sang pemberi.
Misalnya, ada seorang suami yang memberikan hadiah kerudung kepada istrinya. Si istri pun berterimakasih kepada sang suami, namun beberapa hari kemudian kerudung itu digunakan untuk taplak meja. Lalu apakah si istri telah bersyukur?
Jadi syukur itu meliputi tiga hal, yaitu lisan, hati, dan fisik (tingkah laku).
Lisan mengucap alhamdulillah,,, hati mensyukuri atas apa yang didapat, dan fisik kita menggunakan apa yang kita dapatkan sesuai dengan kehendak pemberinya.
Rizki itu soal memutar harta dan sibuk luar biasa atau soal menikmati?
Ada dua orang sedang umrah,, mereka berdua sedang berbicang bincang tentang kemegahan bangunan yang ada di sana.
Si A bertanya kepada Si B. Kamu liat bangunan itu? Bagus ngga?
B: “Bagus”
A: “mewah ngga?”
B: “Mewah”
A: “kamu tahu siapa yang buat”
B: “orang-orang barat”
B: “lalu siapa yang menikmati? KITA,, orang muslim,, tinggal menikmatinya,, dan khusyu’ beribadah,, tak perlu susah susah membangunnya..
Jadi rizki itu bukan soal memutar dan sibuk luar biasa mencari harta, tapi soal menikmati..
Jadi jangan iri dengan orang yang sibuk luar biasa mencari uang dan sepertinya terlihat sangan enak dengan fasilitas yang dimilikinya... bersyukurlah,, ketika kita tak perlu repot mencari waktu untuk bisa datang ke sebuah majelis ilmu, atau kita bisa shalat dengan khusyuk tanpa harus memikirkan pekerjaan x, y dan z yang belum terselesaikan.
Lalu, Apa yang harus kita syukuri?
- Bersyukur Atas apa yang pernah kita terima;
- Bersyukur Atas apa yang masih kita terima;
- Bersyukur Atas apa yang belum kita terima;
Ada seorang bapak yang bertanya kepada seorang ustadz. “tad, saya itu tad,, pengeeeen banget berangkat ke tanah suci,, saya pengen berdoa disana,, berdoa biar anak saya jadi anak yang sholeh,, jangan kaya saya”
Lalu apa jawaban ustadz? “bersyukurlah dengan kamu belum bisa ke tanah suci itu..”
“lho ko gitu tad?”tanya bapaknya penasaran..
“bersyukurlah,, dengan keinginan bapak yang begitu kuat untuk pergi ke tanah suci, karena banyak orang yang telah mampu,, banyak harta,, namun tidak memiliki keinginan itu..”
Dan alhamdulillah,, bapak tersebut kini telah pergi ke tanah suci,,
Cerita diatas merupakan kisah nyata..
Ingat janji Allah di awal tadi? “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,,
Kita punya utang pun harus tetap disyukuri. Lho? Iya,,,utang itu juga rezeki,, masalah lunas itu soal waktu... karena dengan hutang itu biasanya orang jadi lebih dekat kepada Allah. Dengan utang kita juga jadi ngga sombong,, mau sombong gimana lha wong punya utang.. :)
Atau mungkin ada saudara atau keluarga kita yang mungkin kadang membuat kesal, itu juga harus disyukuri... dengan itu kita jadi senantiasa berusaha untuk terus bersabar..
Jadi,, apapun kondisi kita sekarang,, syukuri,, insyaAllah akan ditambah nikmatnya...
Dalam setiap doa-doa kita,, awalilah dengan syukur kepada Allah atas setiap nikmat yang Dia berikan. Nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam, nikmat kebersamaan dengan keluarga, dan begitu banyak nikmat-nikmat yang lain yang kadang kita lupa untuk mensyukurinya namun kita terus menuntut agar doa-doa kita dikabulkan.
InsyaAllah,, dengan kita banyak bersyukur, hidup akan indah, dan insyaAllah nikmat akan terus ditambah..
Syukur dulu, syukur lagi,, syukur terus..:)
Wallohu a’lam bis showab,, jika tulisan ini bermanfaat, silakan dibagikan kepada yang lain.
Barang siapa mengajak kepada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Sebaliknya, barang siapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.
(Shahih Muslim 2674-16)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar