"Itu suami ibu,
kebetulan lagi pulang" kata si Ibu sambil menunjuk seorang Bapak yang
umurnya kurang lebih 40an.
"Oo.. Tugas di mana
bu? jadi tentara?" tanyaku penasaran.
"Di Aceh. Enggak,
kerja di proyek, satu bulan kerja, satu bulan di rumah." jelas si ibu.
"Aceh? Jauh juga y bu?
Kalo si calon manten kerja di pelayaran ya bu?"
"Iya, berlayar ke
Australia, pulangnya setahun sekali. Di rumah sebulan, trus berlayar
lagi." papar si ibu..
Aku dan temenku saling
berpandangan.. dan tersenyum.. :)
Kami berdua yang notabene
adalah pegawai djp yang seringkali dihantui mutasi tingkat nasional cuma bisa
tersenyum mendengar pemaparan si ibu.
Di tempat dan waktu yang
berbeda..
"kerja dimana
mba?" tanyaku setelah kami, saya dan teman baru dari Padang saling
memperkenalkan nama.
"Jadi guru di sekolah
Alam,"
"Wah guru?
Subhanalloh... Keren deh mba.. Aku selalu salut dengan para pahlawan tanpa
tanda jasa itu..."
"Mba kerja
dimana?" dia balik bertanya.
"Di kantor pajek
mba..." jelasku singkat
"Wah keren
mba..." pujinya.
"Ah biasa aja mba...
sawang sinawang..."
Seringkali kita merasa
memiliki nasib yang tidak lebih baik di antara manusia yang lainnya.
Padahal..
ya,, di luar sana,, banyak
sekali orang yang menginginkan posisi kita.
sedangkan kita?
kadang kita menginginkan
posisi orang lain.
kita kadang merasa jika
berada di posisi orang lain akan lebih enak, lebih nyaman, lebih lebih lebih,
dari posisi kita sekarang. Padahal? Ya belum tentu...
Menjadi pegawai djp
seringkali dihantui momok mutasi, jauh dari keluarga, dan keresahan-keresahan
yang lainnya. Padahal, yakin deh, itu ngga seberapa.. melihat cerita istri2
yang ditinggal suaminya berlayar hingga berbulan2,,
Dan banyak juga pegawe djp
yang mungkin seperti itu.. Pegawe yang ditempatkan di perbatasan sana, dan
sulit transportasi jika harus pulang setiap minggu/bulan.
Jadi, tidak usah resah, ada
banyak teman yang juga mengalami hal yang sama..
Hidup ini memang sawang sinawang...
Rumput tetangga seringkali
TERLIHAT lebih hijau...
Kuncinya cuma satu, SYUKUR.
Bersyukur atas setiap
kondisi, posisi, dan keberadaan kita sekarang.
Syukur yang tidak hanya di
hati dan lisan, tapi juga perbuatan..
Berbuat yang terbaik untuk
sesama,
agar Allah Ridha atas
setiap nafas yang telah dititipkan pada kita...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar