Halaqoh cinta
oleh: Arif Rahman Lubis
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (Ar Rum:21)
Kecenderungan manusia untuk mencintai lawan jenis merupakan tanda kebesaran Allah. Rasa cinta itu ada agar kita merasa tentram dan bahagia.
Cinta itu suci karena datang dari Allah.
Mencintai lawan jenis itu boleh kan?
Boleh lah.... :)
Dua hal yang harus menjadi catatan:
1. Pondasi ketika mencintai: karena Allah, sama-sama ingin menggapai surga Allah.
2. Cinta itu suci, jangan sampai ternoda. Tempatkan pada koridor yang baik, Pernikahan.
Koridor dari Rasul bahwa seorang pemuda yang sudah baligh, maka harus mempersiapkan diri untuk menjadi seorang suami. Menikahlah ketika sudah mampu, jika belum, maka berpuasalah.
Dengan berpuasa maka:
1. Menjadi perisai diri, menahan nafsu syahwat.
2. Fokus ibadah. Letakkan dulu perasaan-perasaan suka yang ada, ganti dengan amal-amal lain yang akan mengalihkan fokusmu.
3. Berpuasa merupakan sebuah keunggulan tersendiri. Ahli puasa akan masuk ke surga melalui pintu Ar Rayan.
Tidak ada solusi untuk 2 orang yang saling mencintai selain pernikahan.
Ketika belum siap, persiapkan.
Jangan diam.
Jangan mencintai dalam diam. :D
Beranikan dirimu.
Jaga dirimu, dan semoga Allah menjagamu dalam masa persiapanmu.
Harus terus berprasangka baik pada Allah. Khadijah saja harus dua kali menjadi janda sebelum akhirnya dipertemukan dengan manusia terbaik, Nabi Muhammad SAW.
Belajar dari kisah Nabi Muhammad dan Khadijah. Begitu banyak keunggulan yang dimiliki oleh Khadijah, diantaranya adalah:
1. Berprasangka baik pada Allah.
2. Dermawan
3. Memiliki gelar At Tohiroh, Orang yang suci lagi terjaga.
Bayangkan, beliau bukan gadis lagi ketika itu, tapi beliau mendapat gelar At Tohiroh.
Jika kita membaca lagi sirah nabi Muhammad SAW, betapa luhur budinya, dan betapa sejak kecil beliau memang telah dipersiapkan untuk menjadi manusia yang memiliki akhlak paling luhur.
Sehingga wajarlah jika Nabi Muhammad mendapatkan jodoh seorang Khadijah yang juga begitu luar biasa.
Khadijah, yang darinyalah Nabi Muhammad mendapatkan keturunan.
Istri yang paling dicintainya, yang hingga tiadanya ia pun Nabi masih sering menyebutnya hingga Aisyah RA pun cemburu padanya.
Nikah itu intinya dua, SYUKUR dan SABAR.
Sekarang bagaimana kita berusaha agar nantinya pasangan kita bersyukur karena telah berjodoh dengan kita.
Ini ni step2 yang musti dilakuin:
1. Pastikan niat dan visi menikah.
2. Sampaikan maksud ke orang tua.
3. Menentukan pilihan.
4. Ta'aruf. Mengenali calon pasangan. Jika memang sudah kenal, janganlah proses ini menjadi alasan untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat Allah tidak Ridha.
5. Musyawarah, istikharah
6. Khitbah
7. Akad dan walimah.
Nah, sebelum sampai ke step2 itu, yang harus dilakukan adalah, Jaga diri dan ciptakan keunggulan diri. Kembangkan, apapun itu selama itu adalah sebuah kebaikan.
Paling tidak ada 6 hal yang harus dilakukan untuk mempersiapkan diri menuju ikatan suci itu:
1. Nabung.
2. Bantu sesama.
3. Perbaiki pergaulan.
4. Doa untuk diri dan teman.
5. Kecilkan ego.
6. Bahagiakan, doakan ayah dan ibu.
Jika pada awalnya sudah yakin dengan seseorang, namun ternyata ada hal yang membuat kita tidak berjodoh dengannya, Bersabarlah, dan lupakan...
Yakini bahwa apa yang terjadi merupakan ketetapan Allah, dan itu pasti merupakan yang terbaik untuk kita.
Dalam istikharah, ada yang sering kita lupakan, kadang kita lupa posisi kita sebagai hamba. Sering ngancem, :D Kalau bukan jodoh, jodohkan ya Allah,, :D
Doanya sudah paten dari Rasulullah, ngga usah diganti-ganti.. :D
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon petunjuk pada-Mu dengan ilmu-Mu, aku memohon kepada-Mu kekuatan dengan kekuatan-Mu, aku meminta kepada-Mu dengan kemuliaan-Mu.
Sesungguhnya Engkau yang menakdirkan dan aku tidaklah mampu melakukannya, Engkau yang Maha Tau, sedangkan aku tidak tahu. Engkaulah yang mengetahui perkara yang ghaib.
Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat (atau baik bagi agama, kehidupan, dan akhir urusanku), maka takdirkanlah hal tersebut untukku, mudahkanlah untukku, dan berkahilah ia untukku.
Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara tersebut tidak baik bagi agam, kehidupan, dan akhir urusanku (atau baik bagiku dalam urusanku di dunia dan di akhirat), maka palingkanlah ia dariku, dan palingkanlah aku darinya, dan takdirkanlah yang terbaik untukku apapun keadaannya dan jadikanlah aku ridha dengannya.
Jaga diri,
menjaga diri sendiri dan rizki yang sudah Allah tetapkan agar Allah Ridha dengan ruh yang ia titipkan dalam jasad ini.
Berdoalah, agar Allah juga menjaga hatinya,
Dan Allah bantu diri kita untuk terus memperbaiki diri.
Ada kekurangan yang harus disabari,
Ada kelebihan yang harus disyukuri.
30/1/15 SundaKelapa
Atas satu kebaikan, jangan ragu, ambillah.. karena kita tidak pernah tau akan sampai mana ia bercecabang...
Sabtu, 31 Januari 2015
Kamis, 22 Januari 2015
Asmaul Husna - Part 1
Makhluk hidup yang membutuhkan tempat dan diam -> tumbuhan
Makhluk hidup yang membutuhkan tempat dan bergerak -> hewan, manusia
Yang membedakan antara manusia dan hewan adalah akal. Dengan akal kita mempelajari ilmu.
Keutamaan mengenal Allah dibandingkan dengan mengenal ilmu yang lainnya adalah seperti keutamaan Allah dengan makhluk lain.
Puncak pengetahuan adalah mengenal Allah.
Siapa yang mengenal Allah pasti mengenal dirinya.
Carilah Aku, maka Engkau akan mendapatkan-Ku.
Di dunia ini jika kita kehilangan sesuatu, harta, jabatan, pasti ada gantinya. Tapi jika kita kehilangan Allah??
Maka nikmat terbesar adalah ketika kita bisa mengenal Allah.
Jika kau telah mengenal segala sesuatu tapi engkau belum mengenal Allah, maka Engkau belum mengenal apa apa. Tapi jika engkau telah mengenal Allah, maka engkau telah mengenal hidup ini.
Siapa yg ingin dunia, maka harus dengan ilmu. siapa yang ingin akhirat maka harus dengan ilmu.
Jika kita mengejar dunia, maka akhirat akan terlupakan, namun jika kita mengejar akhirat, kita akan mendapatkan keduanya.
Ilmu Ada 3
1.Ilmu ttg makhluk2 Allah.
Bisa diperoleh di UI, ITB, SD, SMP, STAN, ilmu untuk kita bisa memperoleh kebaikan di dunia.
2.Ilmu ttg syariat Allah.
Perintah Dan larangan. Halal haram. Pesantren, lipia, internet (tp harus dicrosscheck).
3.ilmu mengenal Allah. Asmaul husna.
Semakin org mengenal Allah, dia akan tenggelam dalam keasyikan dalam menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Syarat mengenal Allah adalah istiqomah dalam beribadah dan senantiasa membersihkan diri ini, terutama hati. Dengan hati yang bersih, dengan mudah Allah akan menampakkan ke-Agungan-Nya.
Keajaiban di dunia bukanlah borobudur, tajmahal, dan keajaiban2 lainnya yang selama ini kita tahu. Keajaiban adalah ketika Engkau mengenal Allah, tapi Engkau tidak mencintai-Nya.
Jika engkau mengenal-Nya maka engkau akan mencintainya. Jika kau sudah cinta maka kau akan taat. Jika Engkau mentaati-Nya maka engkau akan bahagia hidup di dunia ini. Dan Kita akan rindu surga. Rindu kematian.
Jika kita sudah mengenal Allah maka:
1. Kita akan sungguh2 dlm beribadah.
Ketika kita berbuat dosa, jangan liat dosamu,tapi lihat kepada siapa engkau berdosa.
2. Kita akan Ridha pada takdir.
Apa yg sudah terjadi dikehendaki Allah. Pasti mengandung Hikmah, pasti mengandung kebaikan.
Sholahudin KPDJP/21/1/15
Selasa, 20 Januari 2015
Jangan sia-siakan gandenganmu
“Shodaqollohul’adziim…”
Berakhirlah lantunan ayat suci yang kudengar dari ruang sebelah. Seperti biasa, di pagi yang masih gelap ini saudariku telah menyelesaikan tilawah satu juz. MasyaAllah, mujahadahnya begitu luar biasa. Semoga semakin istiqomah dengan one day one juz nya.
Kemudian tak berselang lama, kulihat saudariku sudah mulai sibuk dengan rutinitas paginya untuk siap-siap berangkat ke kantor. Subhanalloh… Sungguh, bukan waktu sisa yang dia berikan untuk Rabb-nya. Dia dahulukan tilawah sebelum melakukan aktivitas yang lainnya.
Namun,kurasa ada yang kurang dengan apa yang kusaksikan. Ada yang terasa janggal. Aku coba berpikir lagi, aku coba mengingat lagi sebelum akhirnya kusampaikan suatu hal yang kurasa penting untuk saudariku yang sangat kucintai itu.
Alhamdulillah, aku kembali mengingat materi yang pernah disampaikan oleh seorang ustadz dari Purworejo dalam sebuah kajian yang kuhadiri.
Sama-sama mengucapkan lafadz basmalah, bismillaahirrohmaanirrohiim, tapi kenapa ucapan basmalah yang keluar dari seorang Nabi Musa bisa membuat lautan merah terbelah? Lalu, ucapan basmalah yang keluar dari seorang Nabi Muhammad SAW bisa membuat beliau tidak tampak dari penglihatan kaum kafir quraisy?
Kita semua sama-sama berdoa, seperti apa yang Allah perintahkan. “Ud’unii astajiblakum…” Namun, mengapa doa orang-orang shaleh lebih didengar? Apakah Allah pilih kasih?
Jawabannya adalah karena gandengan doanya. Orang-orang shaleh terdahulu menggandeng doa-doa mereka dengan amal shaleh yang luar biasa. Nabi Muhammad yang maksum (terbebas dari dosa) saja dalam sehari beristighfar begitu banyak, sedangkan kita yang memiliki begitu banyak dosa, dalam sehari berapa banyak lafal istighfar terucap dari mulut kita? Seringnya justru doa-doa kita gandeng dengan perbuatan-perbuatan yang sama sekali jauh dari kebaikan, misalnya ghibah,Astaghfirullah…
Shalat ashar berjamaah di masjid dan setelah itu berdoa. Namun,begitu keluar dari masjid berjalan dengan teman sambil membicarakan aib orang lain. Bagaimana bisa doa-doa kita akan dijabah oleh Allah?
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”(QS.Al-Zalzalah: 7-8)
Kita memang manusia biasa, tapi sebenarnya kita juga bisa memperoleh apa yang Allah berikan terhadap hamba-hamba-Nya yang shaleh terdahulu. Yaitu dengan melakukan amal-amal shaleh dalam rangka meraih pertolongan-Nya, yaitu shalat berjamaah di awal waktu di masjid (untuk laki-laki) diiringi shalat sunnah rawatib,membaca, menghafal, dan mengkaji Al Quran, shalat tahajud, shalat dhuha, puasa sunnah, dzikir dan doa, serta sedekah.
–
“Kak, maaf sebelumnya, mau tabayun, tadi setelah tilawah aku lihat langsung tutup mushaf dan langsung sibuk beres-beres, apa sudah berdoa setelah tilawah?”kutanya hati-hati agar tak menyinggung perasaannya.
Lalu beliau hanya tersenyum. Kulihat dia tak akan berbicara maka kulanjutkan perkataanku. “Cuma ingin mengingatkan ketika kita selesai tilawah, itu termasuk waktu yang sangat baik untuk berdoa. Kita sudah dapet free tiket doa mustajab karena akan ada malaikat yang mengaminkan. Bukankah malaikat akan mendatangi orang-orang yang membaca Al Quran dan turut mendengarkan?”Saudariku manggut-manggut.
“Sungguh, akan sangat rugi jika kita menyia-nyiakan kesempatan itu. Kita sudah punya yang buat digandeng dengan doa kita, tapi kita malah lupa berdoa.”
–
Ya, aku juga kadang masih begitu. Begitu kututup mushaf, aku sering langsung beranjak. Aku lupa berdoa. Padahal pada kesempatan itu ada begitu banyak malaikat yang akan meng”amin”kan doa kita.
Ikhwah fillah… Momen setelah kita tilawah itu adalah momen yang sangat disayangkan untuk kita lewatkan. Jangan sia-siakan gandengan yang sudah kita miliki. Gandengan berupa satu juz yang kita baca atau beberapa ayat yang kita baca itu adalah pemberat doa yang kita panjatkan.
Satu doa yang menurutku harus kita panjatkan selain doa-doa lainnya adalah doa agar Al Quran yang kita baca tak hanya sampai di tenggorokan kita, tetapi masuk ke dalam hati kita. Hingga akhirnya dapat tercermin dalam perilaku, tutur kata, dan tingkah laku kita.
Allohummarkhamnaa bil qur’an…
Satu jam saja
Satu jam saja
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita habiskan untuk ngobrol...
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita gunakan untuk bermain...
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita gunakan untuk
melakukan hal yang kita senangi.
Namun, satu jam itu akan terasa sangat panjang jika kita gunakan
untuk membaca kalimat Allah...
Satu jam itu akan terasa sangat panjang jika kita gunakan untuk
memahami kalam-kalam Allah.
Banyak godaan, ngantuk, pegal, bosan, dan sebagainya...
Astaghfirullahal’adziim..
Ya,, satu jam saja..
Satu jam dari 24 jam yang kita miliki dalam sehari semalam.
Namun seringkali kita terlalu menyayangkannya, terlalu banyak berfikir, terlalu banyak
alasan, terlalu banyak pemakluman, terlalu banyak pembenaran.
Astaghfirullahal’adziim..
Allah yang telah memberi kita kesempatan untuk menghirup nafas hingga detik ini.
Allah yang memberikan waktu sehari dua puluh empat jam untuk kita. Allah yang
memberikan kita (begitu banyak kenikmatan), mulai dari nikmat sehat, nikmat iman,
nikmat kesempatan, nikmat mata yang masih bisa melihat, nikmat mulut yang masih
bisa berbicara, dan nikmat-nikmat lain yang tidak bisa dinilai dengan materi karena
terlalu banyaknya.
Lalu kenapa kita masih perlu berfikir ulang untuk mengalokasikan waktu satu jam kita
untuk Allah? Bukankah waktu yang kita miliki itu juga dari Allah?
One day one juz, satu program yang menurut penulis sangat banyak nilai positifnya.
Meskipun memang, bisa dipastikan juga akan ada sisi negatifnya. Karena kita tahu
bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Namun dengan segala macam
kekurangan yang ada, tidak lantas kita mengklaimnya sebagai sebuah kegiatan yang
tidak baik kan? Jika memang ada kekurangan, kan bisa diperbaiki. Jika mungkin ada
yang bengkok kan bisa diluruskan.
Terhadap saudara kita, apalagi sesama muslim, bukankah kita diwajibkan untuk saling
berkhusnudzon? Ketika ada saudara kita yang mungkin melakukan kesalahan, kita
harus berfikir positif terlebih dahulu. Carilah 999 alasan untuk membenarkan
perilakunya. Oh mungkin dia ini,, itu... dan sebagainya. Ketika memang tidak ditemukan
alasannya maka mungkin kesalahan itu ada pada diri kita. Mungkin bukan cerminnya
yang buram, tapi kacamata kita yang kotor.
One day one juz,, tahlilan, yasinan,, dan majelis-majelis dzikir lain yang memiliki tujuan
mulia yaitu untuk mendekatkan diri kepada pemberi kehidupan ini, tak perlulah kita
pandang sebagai bid’ah, kafir, sesat, atau apalah namanya. Astaghfirullah,, kenapa kita
mudah sekali mengecap sesuatu itu baik atau buruk? Berfikirlah positif terhadap segala
hal saudaraku..
Bukankah segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya? Innamal a’malu
binniyah,, wainnamaa likullimriin maanawaa.. Segala perbuatan itu tergantung niatnya,
dan kita akan memperoleh tergantung apa yang kita niatkan itu. Niatkan segala amal
ibadah kita lillah,, demi mengharap ridha-Nya. Dan janganlah kita merasa tau dengan
niatan orang lain dalam beramal. Niat seseorang itu Cuma orang itu yang tau. Dan kita
tidak berhak menge-judge-nya. Niatan itu adalah ranah seorang hamba dengan
penciptaNya.
Satu jam itu cukup untuk membaca satu juz dalam al qur’an jika kita sudah cukup lancar
membacanya. Bahkan jika sudah sangat lancar, bisa hanya setengah jam. Menurut
penulis, sesibuk apapun manusia, pasti sebenarnya bisa dalam sehari membaca satu juz
dalam al-qur’an dan merenungkan maknanya.. Hanya tinggal masalah mau atau tidak.
Diprioritaskan atau tidak? Dinomorsatukan atau dinomorsekiankan? Kalau amalan ini
sudah jadi prioritas insyaAllah akan sangat mudah utuk dijalani.
Allah lagi, Allah dulu, Allah terus..
Ya.. uangkapan yang sering digaungkan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Ketika Allah sudah
menjadi yang nomor satu dalam hati kita, dalam hidup kita, tentu tak akan ada alasan,
tak akan ada kata tapi, untuk memberikan waktu yang dipinjamkan Allah kepada kita,
satu jam saja.
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita habiskan untuk ngobrol...
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita gunakan untuk bermain...
Satu jam itu akan terasa sangat singkat jika kita gunakan untuk
melakukan hal yang kita senangi.
Namun, satu jam itu akan terasa sangat panjang jika kita gunakan
untuk membaca kalimat Allah...
Satu jam itu akan terasa sangat panjang jika kita gunakan untuk
memahami kalam-kalam Allah.
Banyak godaan, ngantuk, pegal, bosan, dan sebagainya...
Astaghfirullahal’adziim..
Ya,, satu jam saja..
Satu jam dari 24 jam yang kita miliki dalam sehari semalam.
Namun seringkali kita terlalu menyayangkannya, terlalu banyak berfikir, terlalu banyak
alasan, terlalu banyak pemakluman, terlalu banyak pembenaran.
Astaghfirullahal’adziim..
Allah yang telah memberi kita kesempatan untuk menghirup nafas hingga detik ini.
Allah yang memberikan waktu sehari dua puluh empat jam untuk kita. Allah yang
memberikan kita (begitu banyak kenikmatan), mulai dari nikmat sehat, nikmat iman,
nikmat kesempatan, nikmat mata yang masih bisa melihat, nikmat mulut yang masih
bisa berbicara, dan nikmat-nikmat lain yang tidak bisa dinilai dengan materi karena
terlalu banyaknya.
Lalu kenapa kita masih perlu berfikir ulang untuk mengalokasikan waktu satu jam kita
untuk Allah? Bukankah waktu yang kita miliki itu juga dari Allah?
One day one juz, satu program yang menurut penulis sangat banyak nilai positifnya.
Meskipun memang, bisa dipastikan juga akan ada sisi negatifnya. Karena kita tahu
bahwa kesempurnaan itu hanya milik Allah SWT. Namun dengan segala macam
kekurangan yang ada, tidak lantas kita mengklaimnya sebagai sebuah kegiatan yang
tidak baik kan? Jika memang ada kekurangan, kan bisa diperbaiki. Jika mungkin ada
yang bengkok kan bisa diluruskan.
Terhadap saudara kita, apalagi sesama muslim, bukankah kita diwajibkan untuk saling
berkhusnudzon? Ketika ada saudara kita yang mungkin melakukan kesalahan, kita
harus berfikir positif terlebih dahulu. Carilah 999 alasan untuk membenarkan
perilakunya. Oh mungkin dia ini,, itu... dan sebagainya. Ketika memang tidak ditemukan
alasannya maka mungkin kesalahan itu ada pada diri kita. Mungkin bukan cerminnya
yang buram, tapi kacamata kita yang kotor.
One day one juz,, tahlilan, yasinan,, dan majelis-majelis dzikir lain yang memiliki tujuan
mulia yaitu untuk mendekatkan diri kepada pemberi kehidupan ini, tak perlulah kita
pandang sebagai bid’ah, kafir, sesat, atau apalah namanya. Astaghfirullah,, kenapa kita
mudah sekali mengecap sesuatu itu baik atau buruk? Berfikirlah positif terhadap segala
hal saudaraku..
Bukankah segala amal perbuatan itu tergantung pada niatnya? Innamal a’malu
binniyah,, wainnamaa likullimriin maanawaa.. Segala perbuatan itu tergantung niatnya,
dan kita akan memperoleh tergantung apa yang kita niatkan itu. Niatkan segala amal
ibadah kita lillah,, demi mengharap ridha-Nya. Dan janganlah kita merasa tau dengan
niatan orang lain dalam beramal. Niat seseorang itu Cuma orang itu yang tau. Dan kita
tidak berhak menge-judge-nya. Niatan itu adalah ranah seorang hamba dengan
penciptaNya.
Satu jam itu cukup untuk membaca satu juz dalam al qur’an jika kita sudah cukup lancar
membacanya. Bahkan jika sudah sangat lancar, bisa hanya setengah jam. Menurut
penulis, sesibuk apapun manusia, pasti sebenarnya bisa dalam sehari membaca satu juz
dalam al-qur’an dan merenungkan maknanya.. Hanya tinggal masalah mau atau tidak.
Diprioritaskan atau tidak? Dinomorsatukan atau dinomorsekiankan? Kalau amalan ini
sudah jadi prioritas insyaAllah akan sangat mudah utuk dijalani.
Allah lagi, Allah dulu, Allah terus..
Ya.. uangkapan yang sering digaungkan oleh Ustadz Yusuf Mansur. Ketika Allah sudah
menjadi yang nomor satu dalam hati kita, dalam hidup kita, tentu tak akan ada alasan,
tak akan ada kata tapi, untuk memberikan waktu yang dipinjamkan Allah kepada kita,
satu jam saja.
Yen ing sawang ono lintang #eh tawang
"Itu suami ibu,
kebetulan lagi pulang" kata si Ibu sambil menunjuk seorang Bapak yang
umurnya kurang lebih 40an.
"Oo.. Tugas di mana
bu? jadi tentara?" tanyaku penasaran.
"Di Aceh. Enggak,
kerja di proyek, satu bulan kerja, satu bulan di rumah." jelas si ibu.
"Aceh? Jauh juga y bu?
Kalo si calon manten kerja di pelayaran ya bu?"
"Iya, berlayar ke
Australia, pulangnya setahun sekali. Di rumah sebulan, trus berlayar
lagi." papar si ibu..
Aku dan temenku saling
berpandangan.. dan tersenyum.. :)
Kami berdua yang notabene
adalah pegawai djp yang seringkali dihantui mutasi tingkat nasional cuma bisa
tersenyum mendengar pemaparan si ibu.
Di tempat dan waktu yang
berbeda..
"kerja dimana
mba?" tanyaku setelah kami, saya dan teman baru dari Padang saling
memperkenalkan nama.
"Jadi guru di sekolah
Alam,"
"Wah guru?
Subhanalloh... Keren deh mba.. Aku selalu salut dengan para pahlawan tanpa
tanda jasa itu..."
"Mba kerja
dimana?" dia balik bertanya.
"Di kantor pajek
mba..." jelasku singkat
"Wah keren
mba..." pujinya.
"Ah biasa aja mba...
sawang sinawang..."
Seringkali kita merasa
memiliki nasib yang tidak lebih baik di antara manusia yang lainnya.
Padahal..
ya,, di luar sana,, banyak
sekali orang yang menginginkan posisi kita.
sedangkan kita?
kadang kita menginginkan
posisi orang lain.
kita kadang merasa jika
berada di posisi orang lain akan lebih enak, lebih nyaman, lebih lebih lebih,
dari posisi kita sekarang. Padahal? Ya belum tentu...
Menjadi pegawai djp
seringkali dihantui momok mutasi, jauh dari keluarga, dan keresahan-keresahan
yang lainnya. Padahal, yakin deh, itu ngga seberapa.. melihat cerita istri2
yang ditinggal suaminya berlayar hingga berbulan2,,
Dan banyak juga pegawe djp
yang mungkin seperti itu.. Pegawe yang ditempatkan di perbatasan sana, dan
sulit transportasi jika harus pulang setiap minggu/bulan.
Jadi, tidak usah resah, ada
banyak teman yang juga mengalami hal yang sama..
Hidup ini memang sawang sinawang...
Rumput tetangga seringkali
TERLIHAT lebih hijau...
Kuncinya cuma satu, SYUKUR.
Bersyukur atas setiap
kondisi, posisi, dan keberadaan kita sekarang.
Syukur yang tidak hanya di
hati dan lisan, tapi juga perbuatan..
Berbuat yang terbaik untuk
sesama,
agar Allah Ridha atas
setiap nafas yang telah dititipkan pada kita...
Rabu, 14 Januari 2015
Syukurku antara 40-60
Alhamdulillah, jam 6:42 udah sampe kantor. Gilee.. pagi bener...
Iya, semenjak naik motor ke kantor jadi lebih pagi berangkatnya. Kalau bisa jam 6 udah start.
Semakin pagi justru semakin santai,,
Jalanan pagi emang y tetep, padat, u know, jakarta, jam berapapun tetep aja hidup.
Jam 6 itu jam2nya anak2 berangkat sekolah, jadi lebih padet dibandingkan kalo berangkat agak siangan dikit.
But, i think no problem, karena makin deket ke kantor ngga makin padet ko.
Dari yang semula berfikir naik motor di jakarta itu sereem, eh ternyata ngga. Ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari hijrah from bis jemputan ke motor. Wew, hijrah? kaya apa aja.
Pertama, jadi lebih bisa ngatur waktu. Terutama pulangnya, ra buru2 ngejar bis jemputan. :D
Lembur, oke. #semoga ngga dibaca atasan. :D
Berangkatnya juga jadi pas, ngga ada waktu yang dialokasikan untuk "menunggu bis jemputan"
Trus, yang kedua, lebih semangat menghadapi hari. Wow.. Super sekali...!!!
Ya, kadang kalo naik bis jemputan, di jalan itu ngantuk.. karena ya u know, selalu mengandalkan pak Driver. #terimakasih pak Roni, telah mengantar jemput kurang lebih 9 bulan di Jakarta. #wah, ngga kerasa.
Jadi, pas sampe kantor tu lesu.
Beda sama kalo naik motor ini. Semangat bawaannya. Karena di motor yo ngga boleh ngantuk, apalagi tidur. Zzzzzzz..............
Trus, Sampe Kantor lebih pagi... Jam 6:40 udah nempelin jari di mesin absen. :D
Nah, jadi lebih panjang waktunya kalo mau duha. #kaya duha aja. :v
Selisih waktunya lumayan lah kalo dibandingin sama klo naik bis jemputan.
Dan satu hal yang paling penting ni....
Naik motor jadi lebih eling.
Lebih waspada, lebih inget kematian. Dengan resiko yang lebih besar, naik motor punya kemungkinan lebih besar untuk terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. #semoga tidak terjadi.
Jadi lebih inget sama yang punya nyawa ini.
Suatu saat bisa saja diambil.
Beda sama kalo naik bisjem, tingkat keelingannya lebih rendah. Karena ya itu tadi. Duduk, trus ditinggal merem juga sampe. #padahal jarang merem juga si pas di bisjem. :D
Mengutip tulisan dari Mas Ahmad Rifai Rifan, #yang saya mendadak jadi penggemar tulisan2 beliau.
"Bagi orang beriman, semua jadi kebaikan. Rumahnya laksana surga sebelum surga yang sebenarnya, sekolah dan kampus jadi majelis ilmunya, kantor adalah medan jihadnya, kemacetan jalan raya memperbanyak lantunan dzikirnya."
Trus, pulang kantor juga jadi lebih cepet. #tetep tenggo. :D
Jam setengah enem udah sampe kosan klo lancar... Tapi semacet2nya jalan, klo naik motor tetep bisa nyelip2. :D Sampe kosan jadi lebih bisa melakukan banyak hal. #tidur. :V
Dari seringnya menemui celah sempit untuk lewat motor, sering berfikir "wah, kayaknya ngga muat deh" eh, ternyata muat. Ini bisa dianalogikan sama hidup kita. Kadang atas suatu masalah/hal baru, kita berfikir, kayaknya ngga sanggup deh, kayaknya ngga bisa deh, tapi ternyata bisa juga dilalui insyaAllah. Kaya celah sempit itu, yang ternyata muat dilalui. Keep positif thinking. Dan terima kasih untuk pengendara roda empat yang selalu memberikan celah untuk pengendara roda dua. Baik sekali kalian,, :) Tidak sombong.
Hal positifnya lagi adalah, memperbanyak jam terbang naik motor. :D
Mulai bisa mengendarai motor dulu pas jaman2 SMA, dan sampe kuliah belum terlalu lancar. Jadi, kalo pergi-pergi agak jauh dikit, pasti orang tua khawatir banget. :v #maklum anak terakhir.
Semoga disini jadi sarana berlatih, makin lancar nanti skill nya. Agar lebih mandiri. Ngga bergantung sama banyak orang, driver busway misalnya.. :D Karena kata mba i*g* di Jakarta ini kudu n wajib bisa mengendarai motor (red: bukan cuma mengendarai, tapi juga tau jalan).
Ya, meskipun sekarang masih ngak ngak nguk nguk,, :v #bahasa opo iki
masih sering diklaksonin pengendara lain, masih sering ngga berani masuk ke celah yang sempit, masih suka ragu klo mau nyalip,, karena ngga berani ngebut2, cuma dalam kecepatan antara 40-60,, over all, naik motor mengasyikkan juga.. :D
intinya, semoga keputusan untuk hijrah ini barokah.. :D aamiin..
Iya, semenjak naik motor ke kantor jadi lebih pagi berangkatnya. Kalau bisa jam 6 udah start.
Semakin pagi justru semakin santai,,
Jalanan pagi emang y tetep, padat, u know, jakarta, jam berapapun tetep aja hidup.
Jam 6 itu jam2nya anak2 berangkat sekolah, jadi lebih padet dibandingkan kalo berangkat agak siangan dikit.
But, i think no problem, karena makin deket ke kantor ngga makin padet ko.
Dari yang semula berfikir naik motor di jakarta itu sereem, eh ternyata ngga. Ada beberapa hal positif yang bisa diambil dari hijrah from bis jemputan ke motor. Wew, hijrah? kaya apa aja.
Pertama, jadi lebih bisa ngatur waktu. Terutama pulangnya, ra buru2 ngejar bis jemputan. :D
Lembur, oke. #semoga ngga dibaca atasan. :D
Berangkatnya juga jadi pas, ngga ada waktu yang dialokasikan untuk "menunggu bis jemputan"
Trus, yang kedua, lebih semangat menghadapi hari. Wow.. Super sekali...!!!
Ya, kadang kalo naik bis jemputan, di jalan itu ngantuk.. karena ya u know, selalu mengandalkan pak Driver. #terimakasih pak Roni, telah mengantar jemput kurang lebih 9 bulan di Jakarta. #wah, ngga kerasa.
Jadi, pas sampe kantor tu lesu.
Beda sama kalo naik motor ini. Semangat bawaannya. Karena di motor yo ngga boleh ngantuk, apalagi tidur. Zzzzzzz..............
Trus, Sampe Kantor lebih pagi... Jam 6:40 udah nempelin jari di mesin absen. :D
Nah, jadi lebih panjang waktunya kalo mau duha. #kaya duha aja. :v
Selisih waktunya lumayan lah kalo dibandingin sama klo naik bis jemputan.
Dan satu hal yang paling penting ni....
Naik motor jadi lebih eling.
Lebih waspada, lebih inget kematian. Dengan resiko yang lebih besar, naik motor punya kemungkinan lebih besar untuk terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. #semoga tidak terjadi.
Jadi lebih inget sama yang punya nyawa ini.
Suatu saat bisa saja diambil.
Beda sama kalo naik bisjem, tingkat keelingannya lebih rendah. Karena ya itu tadi. Duduk, trus ditinggal merem juga sampe. #padahal jarang merem juga si pas di bisjem. :D
Mengutip tulisan dari Mas Ahmad Rifai Rifan, #yang saya mendadak jadi penggemar tulisan2 beliau.
"Bagi orang beriman, semua jadi kebaikan. Rumahnya laksana surga sebelum surga yang sebenarnya, sekolah dan kampus jadi majelis ilmunya, kantor adalah medan jihadnya, kemacetan jalan raya memperbanyak lantunan dzikirnya."
Trus, pulang kantor juga jadi lebih cepet. #tetep tenggo. :D
Jam setengah enem udah sampe kosan klo lancar... Tapi semacet2nya jalan, klo naik motor tetep bisa nyelip2. :D Sampe kosan jadi lebih bisa melakukan banyak hal. #tidur. :V
Dari seringnya menemui celah sempit untuk lewat motor, sering berfikir "wah, kayaknya ngga muat deh" eh, ternyata muat. Ini bisa dianalogikan sama hidup kita. Kadang atas suatu masalah/hal baru, kita berfikir, kayaknya ngga sanggup deh, kayaknya ngga bisa deh, tapi ternyata bisa juga dilalui insyaAllah. Kaya celah sempit itu, yang ternyata muat dilalui. Keep positif thinking. Dan terima kasih untuk pengendara roda empat yang selalu memberikan celah untuk pengendara roda dua. Baik sekali kalian,, :) Tidak sombong.
Hal positifnya lagi adalah, memperbanyak jam terbang naik motor. :D
Mulai bisa mengendarai motor dulu pas jaman2 SMA, dan sampe kuliah belum terlalu lancar. Jadi, kalo pergi-pergi agak jauh dikit, pasti orang tua khawatir banget. :v #maklum anak terakhir.
Semoga disini jadi sarana berlatih, makin lancar nanti skill nya. Agar lebih mandiri. Ngga bergantung sama banyak orang, driver busway misalnya.. :D Karena kata mba i*g* di Jakarta ini kudu n wajib bisa mengendarai motor (red: bukan cuma mengendarai, tapi juga tau jalan).
Ya, meskipun sekarang masih ngak ngak nguk nguk,, :v #bahasa opo iki
masih sering diklaksonin pengendara lain, masih sering ngga berani masuk ke celah yang sempit, masih suka ragu klo mau nyalip,, karena ngga berani ngebut2, cuma dalam kecepatan antara 40-60,, over all, naik motor mengasyikkan juga.. :D
intinya, semoga keputusan untuk hijrah ini barokah.. :D aamiin..
Yuk Belajar Hadits....!!!
Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti
panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45]. Sungguh, Allah
mengetahui orang-orang yang keluar (secara sembunyi-sembunyi) di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintah Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48]
atau ditimpa azab yang pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti
panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45]. Sungguh, Allah
mengetahui orang-orang yang keluar (secara sembunyi-sembunyi) di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintah Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48]
atau ditimpa azab yang pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti
panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45]. Sungguh, Allah
mengetahui orang-orang yang keluar (secara sembunyi-sembunyi) di antara
kamu dengan berlindung (kepada kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang
yang menyalahi perintah Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48]
atau ditimpa azab yang pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
63.
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu
seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45].
Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara
sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48] atau ditimpa azab yang
pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
63.
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu
seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45].
Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara
sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48] atau ditimpa azab yang
pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
63.
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu
seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45].
Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara
sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48] atau ditimpa azab yang
pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
63.
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu
seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45].
Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara
sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48] atau ditimpa azab yang
pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpuf
Janganlah kamu memanggil Rasul sebagai
panggilan sesama kamu saja. Sesungguhnya Tuhan mengetahui orang yang keluar
bersembunyi-sembunyi di antara kamu sambil diam-diam. Maka hendaklah
orang-orang yang melanggar ketentuan Rasul itu awas menjaga supaya jangan
ditimpakan Tuhan kepada mereka ujian ataupun ditimpa mereka oleh azab siksa
yang pedih. (An Nur:63)
Bagaimana kehidupan kita, bahagia/tidaknya, sangat tergantung pada sejauh mana kita mengikuti sunnah Rasul.
Waspadalah orang-orang yg selama hidupnya mengaku sebagai umat Rasul tp tidak mengikuti sunnahnya. Seperti disebutkan dalam An Nur:63 di atas, mereka akan ditimpakan fitnah. Fitnah bentuknya bermacam-macam, bisa dalam urusan ideologi, ekonomi, sosial, akhlak, dll.
Bagaimana kita bisa sungguh-sungguh mengikuti sunnah Rasul jika kita tidak mengetahui ajaran Rasul? Maka tidak ada pilihan selain mempelajari peninggalannya.
~~”Kutinggalkan kepadamu dua perkara, dan kamu sekalian
tidak akan sesat selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu
Kitabullah (Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya).~~
Perilaku manusia adalah output dari pemahamannya. Apa kabar pemahaman kita terhadap hadits? Umat terdahulu begitu semangat dlm mempelajari hadits. Mereka begitu semangat belajar, menghafal, dan mengajarkan hadits meskipun jarak belajar yang harus ditempuh memakan waktu berhari-hari, berkilo-kilo meter.
Lalu kita? Buku hadits dapat dengan mudah kita peroleh, namun apakah kita sudah mempelajarinya?
Jika kita paham hadits maka akan dapat memahami Al Qur'an dengan baik.
Kalau Ada yg merasa cukup dengan Al qur'an maka dia telah mengingkari sunnah.
Apa yang akan kita peroleh jika kita belajar hadits?
1. Jika Allah menghendaki kebaikan dalam seseorang, maka ia akan dimudahkan untuk melakukan kebaikan. Ketika kita dimudahkan dalam belajar hadits, semoga itu adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan dalam diri kita.
2. Semakin banyak bershalawat.
Mau tidak mau orang yang belajar hadits akan membaca banyak shalawat. Qola Rasululullohi SAW... dst...
Brg siapa shalawat kepada ku 1 Kali maka Allah mencurahkan Rahmat 10 x.
Brg siapa shalawat kepada ku 1 Kali maka Allah mencurahkan Rahmat 10 x.
3. Mengawal kemurnian ajaran Islam.
Salah satu Cara musuh merusak Islam adalah dengan membuat hadits palsu. Kalau kita tidak belajar hadits bagaimana kita bisa membedakan mana hadits yg benar, mana yang palsu??
-sholahudin kpdjp_14/1/15-
63.
Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu
seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain)[45].
Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara
sembunyi-sembunyi) di antara kamu dengan berlindung (kepada
kawannya)[46], maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah
Rasul-Nya[47] takut akan mendapat cobaan[48] atau ditimpa azab yang
pedih. - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/03/tafsir-nur-ayat-55-64.html#sthash.GWPOiBOX.dpu
Selasa, 13 Januari 2015
Meaningfull Life
Pernah ngga si terlintas dalam benak kita kenapa kita di dunia ini diciptakan sebagai manusia? Kenapa bukan sebagai hewan? Tumbuhan? atau batu?
Di dunia ini cuma ada dua makhluk yang punya tanggung jawab lebih dibanding makhluk yang lainnya, yaitu manusia dan jin. Kedua makhluk ini tidak seperti makhluk-makhluk lain kaya malaikat, tanaman, hewan, yang cuma punya satu pilihan di dunia ini, taat kepada Allah.
Manusia memiliki nafsu yang akan mendorongnya untuk melakukan pilihan-pilihan lain, tidak hanya taat kepada Allah.
Malaikat aja sampe ragu ketika Allah hendak menciptakan manusia di bumi sebagai khalifah.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (2:30)
Sekarang sudah bukan saatnya lagi mempertanyakan kenapa kita diciptakan sebagai manusia di dunia ini, karena kita sudah terlanjur tercipta sebagai manusia. :)
Yang sekarang harus kita fikirkan adalah:
Untuk apa si Allah menciptakan kita di dunia ini?
Apa si yang kudu dan harus kita lakukan untuk menjadi sebaik-baik manusia?
- Apa tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini?
1. Sebagai 'Abdullah : sebagai hamba Allah.
2. Sebagai Khalifatullah : memakmurkan bumi.
Sedangkan Rasulullah SAW diutus untuk apa? untuk menyempurnakan Akhlak. Innamaa bu'itstu liutammima makaarimal akhlak (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia).
Jadi, apa yang bisa kita simpulkan?
Hidup ini tujuannya adalah bagaimana kita berakhlak pada Allah (sebagai 'Abdullah) dan berakhlak pada makhluk selain Allah (sebagai Khalifatullah).
Lalu gimana caranya?
Simpel banget, sebagai 'Abdullah kita cukup menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan sebagai Khalifatullah kita cukup berbuat baik kepada makhluk lainnya. Keluarga, sahabat, tetangga, tumbuhan, hewan, dan makhluk2 lainnya.
Simpel kan?
Tapi apakah sesimpel itu?
Yuk diinget lagi, rukun iman yang ke-lima. Iman kepada hari akhir.
ini yang membedakan umat islam dengan umat-umat yang liannya. Kita yakin bahwa akan ada kehidupan setelah kehidupan ini. Apa yang kita lakukan di dunia ini tidak semata-mata terjadi begitu saja, mengalir begitu saja. Kita yakin, ada awal, dan akan ada akhir.
Apa yang kita lakukan semuanya akan berbalas.
Alur hidup rata-rata manusia: lahir -> sekolah -> kuliah -> kerja -> nikah -> punya anak -> meninggal.
Apa ada yang salah dengan alur hidup ini?
TIDAK. Tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika kita menjadikan dunia sebagai tujuan hidup kita. Kita yakin bahwa akan ada hari yang kekal, hari akhir, akhir dari segala akhir.
Ada yang dulu pas sekolah alasannya untuk menggapai ilmu Allah? Sepertinya kebanyakan sekolah agar orangtua bahagia. betul? Tidak salah sebenarnya alasan ini, tapi kurang hebat. :D
Lalu gimana caranya meraih kehidupan yang bermakna di dunia ini dan di akhirat nanti?
1. BENAHI ORIENTASI HIDUP
Jangan jadikan dunia sebagai motivasi terbesar dalam hidup. Orang yang cita-citanya tinggi akan sayang jika waktunya terbuang sia-sia. Jangan mau hidup hanya mengalir seperti air. Kenapa? KARENA AIR MENGALIR KE TEMPAT YANG RENDAH.
Mimpi seorang muslim harus muluk. Kalau bisa diluar batas kemampuannya.
2. HARGAI WAKTU
Anak muda yang mudah larut dalam kesedihan hanya karena persoalan remeh semacam cinta dan patah hati, biasanya memiliki waktu luang yang cukup banyak sehingga punya banyak waktu untuk melamun dan bersedih.
Hihi, bener apa ya?
Waktu yang tidak diisi dengan hal-hal hebat pasti akan tersita untuk hal-hal remeh.
Padatkan waktu kita dengan aktifitas-aktifitas produktif. Dan kita harus senantiasa merasa dikejar kematian.
Rumus produktif yang diajarkan Rasul : Beramalah untuk dunia seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beramalah untuk akhirat seakan-akan engkau mati esok.
Tips agar hari-hari kita menjadi hari-hari yang hebat:
1. buat jadwal kegiatan harian
2. setiap pagi, tuliskan apa yang harus dilakukan, dan mana yang harus diprioritaskan hari ini.
3. selalu sedia buku kemanapun pergi. jangan biarkan ada kesempatan untuk bengong, apalagi ngrasani orang. :D
4. hindari tontonan yang ngga penting.
5. hapus musik-musik cengeng dari hp, laptop, dan media2 lain yang biasa kita gunakan.
jangan biarkan ada waktu luang dalam hidupkita. Padatkan. Jangan sampai ada aktivitas yang tidak bermanfaat.
Jangan sampai ketika ajal kita tiba, kita cuma bisa nyesel, "selama ini saya ngapain aja ya?" :(
Kita di dunia ini bukan untuk menikmati indahnya, tapi untuk nyari bekel buat hidup yang kekal di akhirat nanti.
Di Al Qur'an udah dijelaskan berulang-ulang bahwa dijadikan indah di dunia ini, wanita, anak-anak, harta, dst...
jadikan dunia ini sebagai perantara untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Bukan sebagai tujuan.
Seperti hukum dalam fiqih, manusia bisa digolongkan menjadi 5 macam.
1. Manusia wajib,
Manusia yang harus ada di bumi ini, kalau dia ngga ada, bumi rusak.
2. Manusia sunnah.
Ketika dia ada, dia memberi manfaat, ketika dia tidak ada, ada orang lain yang mampu menggantikan posisinya.
3. Manusia mubah.
Adanya dia sama dengan tidak adanya dia.
4. Manusia makruh.
Ketika dia ada, yang lain justru jadi repot. Lebih baik dia tidak ada.
5. Manusia haram.
Manusia yang ketika dia ada dia akan merusak banyak orang.
Ketika kita belum bisa menjadi manusia wajib, jadilah manusia sunnah. Tebarkanlah manfaat kepada sesama.
"Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami.”
by: Ust. Ahmad Rifai Rifan / PPAB YISC AL Azhar / 11/1/15
Di dunia ini cuma ada dua makhluk yang punya tanggung jawab lebih dibanding makhluk yang lainnya, yaitu manusia dan jin. Kedua makhluk ini tidak seperti makhluk-makhluk lain kaya malaikat, tanaman, hewan, yang cuma punya satu pilihan di dunia ini, taat kepada Allah.
Manusia memiliki nafsu yang akan mendorongnya untuk melakukan pilihan-pilihan lain, tidak hanya taat kepada Allah.
Malaikat aja sampe ragu ketika Allah hendak menciptakan manusia di bumi sebagai khalifah.
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." (2:30)
Sekarang sudah bukan saatnya lagi mempertanyakan kenapa kita diciptakan sebagai manusia di dunia ini, karena kita sudah terlanjur tercipta sebagai manusia. :)
Yang sekarang harus kita fikirkan adalah:
Untuk apa si Allah menciptakan kita di dunia ini?
Apa si yang kudu dan harus kita lakukan untuk menjadi sebaik-baik manusia?
- Apa tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini?
1. Sebagai 'Abdullah : sebagai hamba Allah.
2. Sebagai Khalifatullah : memakmurkan bumi.
Sedangkan Rasulullah SAW diutus untuk apa? untuk menyempurnakan Akhlak. Innamaa bu'itstu liutammima makaarimal akhlak (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak manusia).
Jadi, apa yang bisa kita simpulkan?
Hidup ini tujuannya adalah bagaimana kita berakhlak pada Allah (sebagai 'Abdullah) dan berakhlak pada makhluk selain Allah (sebagai Khalifatullah).
Lalu gimana caranya?
Simpel banget, sebagai 'Abdullah kita cukup menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Dan sebagai Khalifatullah kita cukup berbuat baik kepada makhluk lainnya. Keluarga, sahabat, tetangga, tumbuhan, hewan, dan makhluk2 lainnya.
Simpel kan?
Tapi apakah sesimpel itu?
Yuk diinget lagi, rukun iman yang ke-lima. Iman kepada hari akhir.
ini yang membedakan umat islam dengan umat-umat yang liannya. Kita yakin bahwa akan ada kehidupan setelah kehidupan ini. Apa yang kita lakukan di dunia ini tidak semata-mata terjadi begitu saja, mengalir begitu saja. Kita yakin, ada awal, dan akan ada akhir.
Apa yang kita lakukan semuanya akan berbalas.
Alur hidup rata-rata manusia: lahir -> sekolah -> kuliah -> kerja -> nikah -> punya anak -> meninggal.
Apa ada yang salah dengan alur hidup ini?
TIDAK. Tidak ada yang salah. Yang salah adalah ketika kita menjadikan dunia sebagai tujuan hidup kita. Kita yakin bahwa akan ada hari yang kekal, hari akhir, akhir dari segala akhir.
Ada yang dulu pas sekolah alasannya untuk menggapai ilmu Allah? Sepertinya kebanyakan sekolah agar orangtua bahagia. betul? Tidak salah sebenarnya alasan ini, tapi kurang hebat. :D
Lalu gimana caranya meraih kehidupan yang bermakna di dunia ini dan di akhirat nanti?
1. BENAHI ORIENTASI HIDUP
Jangan jadikan dunia sebagai motivasi terbesar dalam hidup. Orang yang cita-citanya tinggi akan sayang jika waktunya terbuang sia-sia. Jangan mau hidup hanya mengalir seperti air. Kenapa? KARENA AIR MENGALIR KE TEMPAT YANG RENDAH.
Mimpi seorang muslim harus muluk. Kalau bisa diluar batas kemampuannya.
2. HARGAI WAKTU
Anak muda yang mudah larut dalam kesedihan hanya karena persoalan remeh semacam cinta dan patah hati, biasanya memiliki waktu luang yang cukup banyak sehingga punya banyak waktu untuk melamun dan bersedih.
Hihi, bener apa ya?
Waktu yang tidak diisi dengan hal-hal hebat pasti akan tersita untuk hal-hal remeh.
Padatkan waktu kita dengan aktifitas-aktifitas produktif. Dan kita harus senantiasa merasa dikejar kematian.
Rumus produktif yang diajarkan Rasul : Beramalah untuk dunia seakan-akan engkau hidup selamanya, dan beramalah untuk akhirat seakan-akan engkau mati esok.
Tips agar hari-hari kita menjadi hari-hari yang hebat:
1. buat jadwal kegiatan harian
2. setiap pagi, tuliskan apa yang harus dilakukan, dan mana yang harus diprioritaskan hari ini.
3. selalu sedia buku kemanapun pergi. jangan biarkan ada kesempatan untuk bengong, apalagi ngrasani orang. :D
4. hindari tontonan yang ngga penting.
5. hapus musik-musik cengeng dari hp, laptop, dan media2 lain yang biasa kita gunakan.
jangan biarkan ada waktu luang dalam hidupkita. Padatkan. Jangan sampai ada aktivitas yang tidak bermanfaat.
Jangan sampai ketika ajal kita tiba, kita cuma bisa nyesel, "selama ini saya ngapain aja ya?" :(
Kita di dunia ini bukan untuk menikmati indahnya, tapi untuk nyari bekel buat hidup yang kekal di akhirat nanti.
Di Al Qur'an udah dijelaskan berulang-ulang bahwa dijadikan indah di dunia ini, wanita, anak-anak, harta, dst...
jadikan dunia ini sebagai perantara untuk meraih kebahagiaan di akhirat. Bukan sebagai tujuan.
Seperti hukum dalam fiqih, manusia bisa digolongkan menjadi 5 macam.
1. Manusia wajib,
Manusia yang harus ada di bumi ini, kalau dia ngga ada, bumi rusak.
2. Manusia sunnah.
Ketika dia ada, dia memberi manfaat, ketika dia tidak ada, ada orang lain yang mampu menggantikan posisinya.
3. Manusia mubah.
Adanya dia sama dengan tidak adanya dia.
4. Manusia makruh.
Ketika dia ada, yang lain justru jadi repot. Lebih baik dia tidak ada.
5. Manusia haram.
Manusia yang ketika dia ada dia akan merusak banyak orang.
Ketika kita belum bisa menjadi manusia wajib, jadilah manusia sunnah. Tebarkanlah manfaat kepada sesama.
"Ya Allah, tempatkanlah dunia dalam genggaman tangan kami dan jangan kau tempatkan dia di lubuk hati kami.”
by: Ust. Ahmad Rifai Rifan / PPAB YISC AL Azhar / 11/1/15
Langganan:
Postingan (Atom)