Subhanalloh..
Maha Suci Allah.. Zat yang Maha
memiliki,, Maha Mengatur, dan Maha mengetahui atas segala sesuatu.
Sedangkan manusia, sebagai
makhluk Allah yang diciptakan dengan akalnya, seringkali tak mampu menjangkau
akan suatu hal yang terjadi di dunia ini..
Seringkali manusia berfikir “Rumput
tetangga terlihat lebih hijau”.
Ini karena sifat manusia yang
memang sedikit bersyukur, seringkali lupa untuk mensyukuri begitu banyak nikmat
yang Allah telah berikan hingga detik ini.
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur. (As Sajdah:9)
Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan
kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati." (Tetapi)
amat sedikit kamu bersyukur. (Al
Mulk: 23)
Beberapa bulan yang lalu,
bercerita dengan seorang saudari yang sudah menikah dan dikarunia seorang
putra. Nasihat beliau untuk saya “santai aja dulu,, berkarirlah dulu,, membina
biduk rumah tangga nanti aja kalau udah mapan.” kata beliau. Beliau adalah
seorang ibu rumah tangga.
Lalu beberapa hari yang lalu
juga,, ketika kutanya pendapat seorang ibu tentang bagaimana mengurus anak-anak
sementara beliau adalah wanita karir,, seorang PNS. Beliau bilang, “Bisa ko
mba, insyaAllah,, ada nilai sendiri di mata anak kita ketika kita bekerja”
Lalu beberapa hari yang lalu
lagi,, bercerita dengan seorang ibu muda yang masih memiliki putra yang masih
kecil, dan harus meninggalkannya di rumah untuk bekerja sebagai PNS. Beliau
mengatakan bahwa sebenarnya beliau ingin resign, naluri keibuannya begitu kuat.
Ingin rasanya tinggal di rumah saja menjaga anak-anak dan membersamai pertumbuhan
mereka. Namun karena satu dan lain hal,,, keinginan itu belum terwujud.
Ya,, rumput tetangga terkadang
terlihat lebih hijau..
Seseorang sering menganggap bahwa
kehidupan orang lain jauh lebih beruntung, jauh lebih menyenangkan dari yang
lainnya.
Dan terakhir, terhenyak dengan
tulisan ustadz felix siauw ketika hari ibu kemarin. Sebuah pertanyaan untuk ibu-yang berkarir, is it whorthed? Sekian juta
sebagai pengganti waktu dengan buah hati?
Memang ketika saya liat pegawai
perempuan yang lain,, yang sudah menjadi ibu-ibu,, terlihat enjoy-enjoy saja...
tapi ya itu,, kadang rumput tetangga memang terlihat hijau,, padahal kita tidak
tahu bagaimana keadaan sesungguhnya jika kita mendekatinya. Bisa jadi rumputnya
berlubang dimakan ulat,, mungkin akarnya tidak kokoh.
Masa keemasan pertumbuhan anak,
pada usia dibawah sepuluh tahun merupakan masa-masa keemasan untuk membentuk
karakter dan kepribadian mereka. Bagaimana jadinya jika anak tersebut diasuh
oleh yang bukan ibunya sendiri.. tentu sedikit banyak karakter pengasuhnyalah
yang akan mendominasi tumbuh kembang si anak.
--
Ibu rumah tangga, merupakan
sebuah profesi, pekerjaan, yang sangat mulia... setiap apa yang dilakukannya
dengan keikhlasan mengharap Ridha Allah dan niat yang mulia untuk berbakti
kepada suami dinilai sebagai sebuah kebaikan. Dan lagi, kebaikan yang dilakukan
suami diluar pun menjadi kebaikan baginya. Subhanalloh.. Tak perlu repot-repot
untuk mencari ridha Allah.. tak perlu repot-repot untuk mencari pahala di luar
sana.
--
Ketika ada orangtua yang
mengatakan “perempuan harus punya penghasilan sendiri, karena kita tidak pernah
tau apa yang akan terjadi ke depan”
Ya,, memang kita tidak pernah tau
apa yang akan terjadi ke depan.. Allah lah yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Rizki sudah dijamin oleh Allah. Rizki itu bukan dari kerja kita, bukan dari
suami, bukan dari atasan, tapi rizki itu dari Allah. Siapa pun yang bernyawa
sudah ada ketetapan rizki untuknya. Dan ajal tidak akan sampai kepadanya sebelum seluruh
rizkinya diberikan.
...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Thalaq: 2-3)
...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (At Thalaq: 2-3)
Namun, namanya manusia, selalu
ada ketakutan,, selalu ada kekhawatiran..
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan
kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparn, kekurangan harta, jiwa dan
buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Al
Baqarah: 155)
Ya, sudah
kodratnya manusia untuk memiliki rasa itu,,,
--
Namun Alhamdulillah,,
sekarang ada profesi baru yang sedang marak kalo liat di iklan facebook “ibu rumah tangga yang
bekerja di rumah berpenghasilan jutaan rupiah”.:D kalo yang ini mah bisnis M*M. :)
Mungkin ini adalah salah satu opsi atas permasalahan yang ada tadi. Seorang wanita bisa tetap di rumah mengawasi pertumbuhan buah hatinya,,, dan bisa juga menambah penghasilan untuk membantu suami.
Mungkin ini adalah salah satu opsi atas permasalahan yang ada tadi. Seorang wanita bisa tetap di rumah mengawasi pertumbuhan buah hatinya,,, dan bisa juga menambah penghasilan untuk membantu suami.
Wujudnya? Bisa menjadi
penulis,, membuat usaha rumahan yang bisa mendatangkan kemaslahatan orang
banyak,, home industri,, dan lain sebagainya... karya-karya yang tetap bisa
dihasilkan dari rumah, tanpa harus mengorbankan waktu dengan buah hati.
--
Memang, tidak
mudah untuk mengambil keputusan itu..
Ketika kekhawatiran
dan ketakutan ditandingkan dengan jaminan Allah terhadap rizki seseorang,
manakah yang akan menang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar