“Arrofiiqu qobla toriiqu”. Teman sejati harus dipilih sebelum kita
memilih jalan.
Jangan yang penting nikah. Fikirkan
terlebih dahulu dengan siapa kita akan menikah.
Kiat mencari dan memilih teman
hidup:
1. Tentukan
tujuan Anda menikah -> sesuai syariah.
2. Kenali
orang yang akan menjadi pasangan Anda.
3. Minta
tolong dengan orang yang Anda percaya.
- Bisa membantu mencari informasi.
- Menjaga harga diri kita. Karena harga diri itu
penting.
- Menjaga rahasia kita.
- Seimbang dalam menyampaikan kelebihan dan
kekurangan kita.
4. Jangan
tergesa-gesa dalam menentukan pilihan. Cepat boleh, tapi jangan tergesa-gesa.
5. Carilah
yang satu fikroh, atau minimal yang dekat fikrohnya.
6. Lakukan
istikharah -> sunnah, tapi HARUS. Istikharah merupakan bentuk kepasrahan kita kepada Allah. Allah
lah yang mengetahui segalanya. Jodoh, umur, rezeki.
- Mimpi hanyalah bagian dari isyarat, yang paling
utama adalah ketenangan, dan
kemantapan hati.
- Istikharah tidak cukup hanya sekali.
- Bisa siang/malam hari. Yang terbaik adalah
sepertiga malam terakhir.
7. Dengan
fikiran yang jernih -> jangan kedepankan rasa. Biasanya perempuan lebih
mengedepankan rasa, jika
laki-laki lebih mengedepankan logika.
8. Pertimbangkan
dengan logika yang logis.
9. Hindari
cinta buta.
Cinta itu unik. Seperti
biji tanaman. Bisa tumbuh di mana dan kapan saja. Jadi, jangan sembarangan
menebar benih. Karena kalau sudah tumbuh akan susah dicegah. Cinta harus
diiringi logika. Kalau cinta sudah buta maka bukan tidak mukin akan membabi
buta. Babi saja haram, apalagi membabi buta. :)
Cara menghindari:
jangan jatuh cinta dulu. Kagum sama orang boleh, tapi ingat, jangan jatuh cinta
dulu. Karena kalau sudah jatuh cinta, belum tentu orang yang kita cintai juga
mencintai kita. :(
10. Lakukan
dengan proses yang benar -> syar’i.
11. Jangan
merugikan orang lain maupun diri sendiri.
12. Cinta
harus memiliki – memiliki harus mencintai. :)
Dalam mempertimbangkan
calon pasangan, hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Primer : ibadah, akhlak.
Sekunder : sesuatu yang kalau tidak ada akan
susah, misalnya penghasilan.
Tertier : pelengkap. Misalnya mobil
mewah. Boleh, tapi jangan jadi pertimbangan utama. Yang lebih penting adalah bagaimana
tanggungjawabnya sebagai suami/istri.
KM/Ust. Masturi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar