Kamis, 24 Oktober 2013

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus

@kajian wisata hati 19-20 Oktober 2013


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (QS.Al baqarah:286).
Namun banyak orang merasa bahwa cobaan yang ditimpakan kepadanya begitu berat, begitu sulit untuk di lalui. Padahal Allah menjanjikan bahwa Ia tak akan membebani  seseorang melebihi kesanggupannya. Apakah janji Allah salah?
Seperti sebuah kendaraan, misalnya kontainer yang memiliki kapasitas 100 ton. Namun baru diisi muatan 60 ton sudah tidak bisa berjalan dengan baik. Kenapa? Kalau ditanya ke supirnya biasanya mereka menjawab “Maklum, jarang diservice”.
Begitu pula dengan manusia, sebenarnya manusia memiliki kapasitas yang lebih dari yang dirasa dimiliki sekarang, namun karena jarang diservice, maka perlahan kapasitasnya pun tidak sesuai dengan yang sesungguhnya dimiliki.
“Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.” (QS.Fathir :5) 

I. Hakikat masalah
Sebenarnya masalah itu apa? orang kebanyakan mengidentikan masalah terjadi ketika kenyataan tidak sesuai dengan keinginan. Apakah selalu begitu? apakah jika sebuah keinginan tercapai masalah sudah hilang? Kita lihat saja para petinggi petinggi yang berebut kursi, keinginannya adalah untuk meraih satu kedudukan tertentu. Ketika ternyata kedudukan tersebut telah diraihnya, apakah masalah selesai? jawabannya adalah tidak, akan kembali muncul masalah-masalah yang lainnya.
Masalah sejatinya terjadi ketika manusia melenceng dari rel yang seharusnya, rel untuk apa dia diciptakan. 
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS.Adz Dzarriyat:56)
Lalu apakah yang kita lakukan sepanjang hari hari kita sudah bernilai ibadah??
Apa yang terjadi saat ini adalah akibat masa lalu. Dan yang akan terjadi dimasa depan adalah akibat pilihan kita saat ini.

II. Penyebab masalah
Jika diambil garis besarnya, masalah terjadi karena tiga hal:

a. Kufur nikmat.
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? Begitu banyak nikmat yang telah kita rasakan dari Allah. Namun kita masih saja menginginkan ini, itu.. Kadang kita sulit membedakan antara kita "punya masalah" dengan "kita punya keinginan".

b. Akibat buruk dari perbuatan buruk.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS.Az zalzalah: 7-8)

Berikut adalah dosa-dosa besar yang akan membawa akibat buruk dikemudian hari. Apakah kita pernah melakukan hal-hal dibawah ini?
1. Syirik, menyekutukan Allah. Tidak melulu hanya pada hal-hal seperti menyembah patung, jimat, tapi hal-hal yang sakarang dianggap biasa seperti zodiak dsb. Orang yang pernah melakukan hal ini kemungkinan suatu saat akan terkena suatu penyakit (berdasarkan banyaknya kasus yang telah dijumpai).
2. Lalai, bahkan tidak shalat.
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al Ma'un:4-5)
3. Durhaka Pada orang tua. Berdasarkan banyaknya kasus yang telah dijumpai orang yang melakukan dosa besar ini akan terkena suatu penyakit dan atau susah mendapatkan jodoh.
4. Zina, baik sengaja atau tidak. Termasuk zina yang kecil-kecil, zina mata, zina hati. Dan berdasarkan banyaknya kasus yang telah dijumpai orang yang melakukan dosa besar ini akan menghadapi masalah berupa hutang dan atau penyakit, kalau laki-laki bisa berupa kanker prostat dan stroke, sedangkan perempuan berupa kanker rahim atau kanker payudara.
5. Makan dari uang haram.
6. Berjudi.
7. Makan dari makanan haram.
8. Memutus tali silaturahim. Orang yang melakukan dosa besar ini berdasarkan banyaknya kasus yang telah dijumpai akan mengalami kesulitan rezeki.
9. Bakhil.
Tidak perlu menunggu mencapai nisab untuk menzakatkan harta kita. Jika kita memperoleh penghasilan, keluarkanlah zakatnya 2,5% karena itu akan membersihkan harta kita. Dan jika ingin rizki kita bertambah perbanyaklah sedekah.
Harta yang banyak disedekahkan namun tidak dizakati akan terus habis meskipun bertambah, dan harta yang dizakati namun tidak banyak sedekah maka akan sulit untuk bertambah.
10. Ghibah. ini banya dilakukan oleh ibu-ibu. L

c. Kita sedang diuji Allah. (Untuk menguji keimanan yang telah ada).
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?" (Al Ankabut:2)

III. Lalu ketika masalah-masalah itu datang apa yang harus kita lakukan?

Pertolongan untuk manusia ada dua macam yaitu pertolongan Allah dan pertolongan Setan.
- Pertolongan Allah
" Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan
mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. Al Fushlat:30)

"...Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. " (At Thalaq: 3-4)

-Pertolongan Setan (membelakangi Allah)
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta." (QS. Thaha:124)

"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (QS. Al An'am:44)

Pertolongan setan pada awalnya akan terasa indah. Tapi akan tiba saatnya, keindahan itu akan berputar 180 derajat. Contohnya adalah riba. Allah sudah jelas menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.

"Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa." (QS. Al baqarah:275-276)

"Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. "(QS. Al baqarah:279).

Perlu diingat bahwa tidak hanya pengambil riba yang akan mendapatkan akibatnya, tapi juga semua pihak yang terlibat didalamnya. Apakah kita berani dengan pernyataan perang dari Allah dan Rasulnya? Seperti janji Allah bahwa Allah akan memusnahkan riba. Jadi segala sesuatu yang sudah dibangun dengan riba pasti akan musnah. Hal ini biasanya terjadi pada pengusaha-pengusaha. Banyak pengusaha yang pailit karena terlilit hutang bank. Ingat bahwa hutang bank jelas terdapat unsur riba didalamnya. Meskipun disini kebanyakan pengusaha menjadi korban, namun berarti dengan tindakannya itu ia telah turut mendukung tumbuh suburnya riba.

Untuk mendapatkan pertolongan Allah tidak bisa setengah-setengah atau STMJ(shalat terus maksiat jalan). Orang yang seperti ini, Allah ngga mau nolong, setan pun ngga nyolek :). Tapi inget, Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang, jadi, seburuk apapun kita, Allah tetap saja melimpahkan rahmatNya pada kita.
Jadi kalau mau dapat pertolongan Allah harus full, atau kaffah.
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita." (QS. Al Ahqaf:13).

1. Taubat
"kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang."(QS. Al furqon: 70).
Kembali pada Allah, itulah solusi atas setiap masalah yang terjadi. Penyelesaian segala masalah, segala masalah solusinya ada pada Allah. Jika Allah sudah berkehendak, maka kufayakun, apa yang terjadi, terjadilah. Ketika kita kuat meminta padaNya, Dia Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang kepada hamba-hambanya tentu tak akan membiarkan kita terus berada pada satu masalah.

2. Iman
Tanamkan dengan kuat dalam hati bahwa
"Tidak ada yag bisa membuat kita bahagia kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita sedih kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita miskin kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita kaya kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita mudharat kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita manfaat kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita hidup kecuali Allah.
"Tidak ada yag bisa membuat kita mati kecuali Allah.
Allah adalah segalanya. Allah dulu, Allah lagi, Allah terus.
Jika ada masalah, langsung kembali kepada Allah, bukan kepada manusia, karena Dialah yang memiliki segala penyelesaian atas segala masalah yang ada. Mantapkan hati kita. Meskipun kadang akan muncul fikiran, "wah, kayaknya ngga mungkin". Itu menurut akal manusia. Untuk merubah sesuatu yang menurut nalar manusia tidak mungkin, bagi Allah itu sangat mungkin.“Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.”(QS. Yasin:82)


3. Amal shaleh
Sama-sama doa, namun kenapa doa orang-orang shaleh lebih didengar? Jawabannya adalah karena gandengan doanya. Orang-orang shaleh terdahulu menggandeng doa-doa mereka dengan amal shaleh yang luar biasa. Nabi yang terbebas dari dosa saja dalam sehari beristighfar begitu banyak, sedangkan kita yang memiliki begitu banyak dosa dalam sehari berapa banyak lafal istighfar terucap dari mulut kita?? Dan justru doa doa kita gandeng dengan perbuatan-perbuatan yang sama sekali jauh dari kebaikan, misalnya ghibah, Astaghfirullah...
Berbuat baiklah agar Allah memberi kebaikan.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula. (QS.Az zalzalah: 7-8)
7 pilar wisata hati (amal-amal shaleh yang bisa dilakukan untuk meraih pertolongan Allah)
1). Shalat berjama'ah di awal waktu di masjid (untuk laki-laki) diiringi shalat sunnah rawatib.
2). Membaca, mengafal, dan mengkaji Al qur'an.
3). Shalat tahajud.
4). Shalat duha.
5). Puasa sunnah.
6). Dzikir dan doa.
7). Sedekah.

Kemudian Bisa jadi setelah kita kembali kepada Allah justru sesuatu yang menurut kita tidak menyenangkan terjadi. Masalah justru datang semakin bertubi-tubi.

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah : 216)
INGAT, CARA ALLAH PASTI BENAR.
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Al Baqarah:153)
kita Harus sabar. InsyaAllah kesabaran kita tidak ada apa-apanya dibandingkan perjuangan para nabi terdahulu. Nabi adam selama 300 tahun berjuang untuk bertemu dengan siti hawa.

Jika kita merasa sudah kembali kepada Allah, namun kita justru semakin dicoba, hal ini bisa dianalogikan seperti genteng bocor. Setelah genteng bocor tersebut selesai ditambal, maka untuk mengecek apakah genteng tersebut masih bocor atau tidak maka harus disiram dengan air.
Jadi ujian yang terjadi setelah dirasa kita telah kembali kepadaNya adalah untuk menguji apakah kita benar-benar telah kembali kepada Allah??

Wallohu a’lam bisshowab. Semoga bermanfaat. :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar