Sebagian orang memaknai bekerja sebagai sarana utk mendapatkan penghasilan. Sesungguhnya penghasilan yang diperoleh tidaklah sebanding dengan pengorbanan orang tua yg telah mendidik, guru-guru yg telah memberi pengajaran, dan seluruh pihak yg berperan dalam setiap proses kita berada pada posisi sekarang. Apalagi jika dibandingkan dengan pemberian Allah hingga detik ini. Mata yang masih bisa melihat, kaki yang masih berjalan... Sebesar-besarnya penghasilan kita tidak bisa untuk membeli kedua biji Mata kita. Penghasilan kita terlalu kecil dibandingkan dgn modal yang Allah berikan.
Jadi, apa yang seharusnya menjadi motivasi kita dalam bekerja? Ya, seperti disebutkan dalam ayat tadi bahwa bekerja adalah dalam rangka menjalankan apa yang diperintahkan Allah. Kerja sendiri itu adalah perintah Allah. Dan Allah lah yang akan menilai kerja kita.
Bekerja adalah menjalankan perintah Allah. Sementara rizki itu jaminan Allah. Dua hal yang terpisah. Rizki yang kita peroleh bukanlah semata-mata karena kerja kita.
Bekerja adalah ibadah, salah satu bentuk menjalankan perintah Allah. Maka, jadikan Allah sebagai tujuannya.
"Inna shalaati wanusuki wa makhyaya wa mamaati lillaahi robbil 'alaamiin...
Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Rabb semesta alam..
Bekerja bukan karena alasan finansial. Tapi motivasikan sebagai bentuk pengabdian kepada Allah. So, lakukan yang terbaik.
Sebagian besar rizki yg kita terima bukan karena kerja kita. Ingat bahwa rizki bukan melulu soal gaji, soal uang. Sahabat yang baik pun adalah rizki. Dan ingat pula bahwa selama jatah rizki kita belum habis. Allah tidak akan menutup usia kita.
Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya Allah SWT berfirman: "Wahai anak Adam, beribadahlah sepenuhnya kpd-Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak Aku penuhi kebutuhanmu."
(HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim)
Hanya ada dua opsi dalam kita bekerja, kita menjadi Budak Allah atau budak dunia.
1. Budak Allah.
Akan diberi dua hal. Tenang dan dicukupkan kebutuhannya. Semakin sibuk ia, maka ia akan merasa semakin butuh Allah, dan semakin mendekat ia pada Allah.
2. Budak dunia.
Jiwanya tidak tenang dalam bekerja. Tidak pernah merasa cukup. Hatinya gelisah, tangan selalu sibuk, dalam keadaan miskin maupun kaya.
Ketika kita merasa terhimpit masalah, kesibukan tiada henti, bisa jadi kita sdg diperbudak oleh dunia. Yuk cek lagi niat kita...
Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan
itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan
kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun
di akhirat. (As Syuura:20)
- Allah menyuruh kita bekerja untuk menjemput rizkinya, agar kita semakin bersyukur ketika mendapatkannya.
Tumbuhnya rasa syukur adalah kenikmatan.
Rasa syukur yg sesungguhnya adl mensyukuri rasa syukur.
- Perintah dan larangan Allah adalah pedoman utama dalam bekerja.
Halal haram menjadi pijakan, bukan keuntungan semata.
"Kejujuran adalah ketenangan, sedang kebohongan adalah kegelisahan."(HR. Ahmad)
Allah akan mencabut keberkahan pada setiap kebohongan. Sementar kebaikan akan tumbuh bercecabang.
Ada ungkapan mencari yang haram saja sudah apalagi yg haram. Ini SALAH. Yang benar adalah Allah yg Maha pengasih dan penyayang memberikan rezeki halal melimpah ruah, buat apa susah-susah mencari yg haram?
Coba sebutkan 10 pekerjaan yg haram?
Pasti tidak akan semudah kita menyebutkan yang halal.
Ingat, tidak ada satupun yang haram yang membawa kebaikan.
- Bekerja adalah sarana membangun persaudaraan.
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah,
supaya kamu mendapat rahmat." (Al hujurat:10)
Hubungan pekerjaan hendaknya diikat dengan ikatan persaudaraan, dalam iman, dalam ukhuwah islamiyah. Bahkan tidak hanya di dunia, melainkan hingga ke akhirat. Kalau tdk diikat ukhuwah bekerja akan tidak akan menyenangkan.
- Berlapangdadalah, maafkanlah.
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu
bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya),
orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan
hendaklah mereka mema'afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa
Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (An nuur: 22)
- Tersenyumlah. :)
"Senyummu bagi saudaramu adl sedekah." (HR. Tirmidzi)
Senyum itu sederhana, tapi membawa manfaat yang luar biasa.
Syarat senyum itu cuma satu. Harus Ada orang lain. :)
- Bekerja adalah sarana beramal shaleh.
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (An Nahl: 97)
Ketika ditanya seorang dokter spesialis wasir, "dok, ko mau si jadi spesialis wasir?"
"saya melakukan pekerjaan ini karena saya yakin tidak banyak orang yang mau. Dan menurut saya banyak orang yang butuh ditolong karena penyakit ini..."
Subhanalloh... Bagaimana dengan posisi kita sekarang?
Bekerja apapun yg halal, pasti disana kita sedang menolong orang.
Jadi, pekerjaan kita adalah ladang amal shaleh kita.
Bekerja bukan karena apa yg kita miliki kurang. (Ingat, qonaah itu Ada dalam Hati, bukan dalam ikhtiar). Tapi karena Allah memang menyuruh kita untuk bekerja.
Pastikan bahwa ada org lain yang mendapatkan manfaat dari kerja kita.
8 jam kita bekerja, 8 jam kita beribadah, 8 jam kita beramal shaleh.
Akan terlalu remeh jika semata-mata diniatkan hanya untuk mendapatkan uang.
#SholahudinKPDJP#25/2/15