Minggu, 12 Januari 2014

Memberi/diberi?

Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(Al Ashr: 1-3)

Surah ini adalah salah satu kunci dalam menjalani hidup ini. Ketika ayat ke 3 dari surah Al Ashr benar-benar diaplikasikan dalam kehidupan ini, insyaAllah semuanya akan baik. Tak perlu lagi ada penjara mungkin. Karena setiap ada orang yang akan melakukan kejahatan, ada orang lain yang langsung mengingatkannya.
Jangan pernah sungkan untuk saling nasihat menasihati selama itu untuk kebaikan. 

Pernah suatu ketika, khalifah Umar bin Khatab ra. Beliau sedang duduk-duduk di masjid. Lalu masuklah seorang asing dan berkata kepada beliau “Bertaqwalah kamu kepada Allah”
Para sahabat yang sedang bersama Umar pun tidak terima dengan apa yang diucapkan orang asing tersebut. Kalo pake bahasa sekarang mungkin seperti ini “Siapa loe? Berani-beraninya ngomong kaya gitu ke khalifah Umar?”
Namun bagaimana respon Umar bin Khatab?
Beliau menangis. Beliau berkata “Jangan seperti itu, saya senang ketika ada orang yang menasihati saya”.
Subhanalloh..

Kita seringkali mengecilkan nasihat dari seseorang. Kita menganggapnya remeh. Terlebih ketika nasihat itu datang dari seorang yang lebih kecil dari kita. Contohnya-->  "Ah anak kecil tau apa.."
Eits.. jangan lupa,, Al insanu makhallul khoto wannisyaan... Manusia itu tempatnya salah dan lupa.
Kita bisa belajar dari buku, dari internet, dan dari segala macam sumber yang bisa kita akses dengan mudah di era global seperti sekarang, tapi jangan lupa,, kita tetap membutuhkan yang namanya interaksi sama orang lain. Karena dengan interaksi akan ada yang mengingatkan ketika kita melenceng. Kalau cuma ngobrol sama buku, nanti kita jadi nyimpulin sendiri, padahal bisa jadi kesimpulan yang kita ambil itu kurang tepat.

--

Umur itu menjadi rahasia Allah. Tak ada satupun orang yang tau kapan ajalnya akan tiba. Dan harus selalu kita ingat bahwa kematian itu adalah yang paling dekat dengan kita. Ketika tiba masanya, tak ada yang bisa memajukan, tak ada yang bisa mengundurkan.
InsyaAllah orang yang baik akan dimatikan dengan cara yang baik. Dengan cara yang mudah, dan dengan cara yang memberikan pelajaran bagi orang yang masih hidup.

Berbuat baik itu bukan hanya MEMBERI. Saling mengingatkan juga sebuah kebaikan.
Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, (Asy Syu’araa:214)
Dan dalam Hadits yang sangat terkenal “Ballighu ‘annii walau ayah..” Sampaikanlah padaku walau hanya 1 ayat.
Sampaikanlah..
Ketika ada tetangga kita yang kelaparan sementara yang kita punya hanyalah nasi tanpa lauk apakah kita lantas tak memberikannya? Berikanlah.. tak perlu menunggu kita punya nasi dengan lauk 4 sehat lima sempurna. Ketika kita memberikan dengan sesuatu yang terbaik itu memang lebih baik, tapi apakah kita biarkan tetangga yang kelaparan itu menunggu?

--

Memberi,,,
Kenapa kata ini seolah menjadi berat?
Rupanya ada satu hal yang terlupa..
Pendidikan semasa kecil kita tak banyak mengajarkan untuk memberi..
Lebih banyak mengajarkan untuk menerima..
“Nak,, kalau DIBERI sesuatu sama orang ucapkan terimakasih ya..”
“Nak,, sekolah yang rajin biar DAPET ilmu..”
“Nak,, sekolah yang tinggi biar DAPET kerja..”
Padahal islam sudah jelas-jelas mengajarkan bahwa Al Yadul ‘ulya khoirum minal Yadis sufla.. “Tangan diatas itu lebih baik daripada tangan di bawah”.
Coba bandingkan dengan ini..
"Nak,, sekolah yang rajin agar nanti bisa mengajarkan ilmunya ke orang lain.."
"Nak,, sekolah yang rajin agar nanti bisa memberikan lapangan pekerjaan untuk orang lain..."
Orang tua memang tak pernah mengajarkan kita untuk pelit.. TAPI,, pola pengajarannya secara tidak langsung mengarahkan anak untuk lebih suka menerima daripada memberi.
Coba lebih senang mendapat 5juta atau memberi 5 juta? :)
Sungguh, Pasti akan lebih menyenangkan ketika kita memberi..
Pasti akan lebih menyenangkan ketika kita yang berbuat baik pada oranglain..
Tak hanya menerima,, tak hanya menunggu kebaikan..

--

Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (Riwayat Bukhori dan Muslim)

Adab berinteraksi dengan tetangga.
  1. Menjaga hak-hak tetangga. Ex: menyetel musik tidak keras-keras.
  2. Tidak mengganggu mereka.
  3. Berbuat baik dan menghormati. Minimal dengan berwajah ceria dihadapan mereka.
  4. Memperhatikan dan memeriksa keadaan mereka.
  5. Mendengarkan mereka.
  6. Sabar dengan apapun kondisi mereka.
  7. Menyampaikan kebaikan kepada mereka.
  8. Berbuat baik bersama mereka à amal jama’i.

Karena merekalah orang yang pertama akan menolong kita ketika terjadi sesuatu pada kita. Ketika kita meninggal, siapa yang akan mengurus jenazah kita kalau bukan mereka?

12/1/14
CatatanUntukDiriSendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar